MAKALAH
MANUSIA DAN KEHIDUPAN MENURUT AL-QUR’AN
Diajukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah AIK II
Dosen Pembimbing: Lukman
Hakim, S. H. I., M. Pd. I.
Disusun oleh:
Vebrian Noviasari
(201210370311299)
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah tentang “Manusia dan Kehidupan menurut Al-Qur’an” ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya. Di dalam makalah ini, saya akan menjelaskan
tentang asal-usul manusia, potensi manusia dan kelebihannya, ragam orientasi
hidup manusia, tujuan dan fungsi penciptaan manusia menurut Al-Quran.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya dan bagi semua
pihak pada umumnya, semoga Ridho Allah menyertai kita semua. Amin Ya Robbal
Alamin.
Malang, Maret 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR
ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Asal-usul Manusia..................................................................... 2
B.
Potensi dan Kelebihan Manusia................................................ 5
C.
Ragam Orientasi Hidup Manusia.............................................. 6
D.
Tujuan dan Fungsi Penciptaan
Manusia menurut Al-Quran...... 7
BAB III PENUTUP
Kesimpulan................................................................................ 9
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk ciptaan
Tuhan yang paling sempurna. Hal ini dikarenakan manusia dikaruniai akal dan
pikiran sebagai keistimewaan dibandingkan makhluk dengan makhluk ciptaan Tuhan
yang lainnya. Jika dibandingkan dengan hewan dan tumbuhan maka manusialah yang
paling hebat karena manusia diciptakan memiliki pikiran, akhlak, dan akal budi,
dimana hal-hal tersebut tidak dimiliki oleh hewan dan tumbuhan.
Dengan kesempurnaan yang
dimilikinya manusia dapat dikatakan menjadi khalifah (penguasa alam ini).
Manusia dapat melakukan berbagai perubahan pada alam sekitarnya karena pikiran
dan akal budi yang dimilikinya.
Karena kesempurnaan yang dimilikinya itu
maka manusia dalam hidupnya memiliki banyak potensi-potensi yang bisa membantunya
dalam menjalani hidupnya sehari hari. Potensi yang dimaksud adalah kelebihan
khusus yang dimiliki manusia, yang melebihi makhluk hidup lainnya, yang umumnya
ada sedikit perbedaan antara satu manusia dengan yang lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Asal Usul Manusia
1.
Proses Kejadian Manusia Pertama (Adam)
Al-Quran membantah
teori evolusi yang menyatakan manusia berasal dari beruk (Teori Darwin). Di
dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah yang
kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah
sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup. Hal
ini ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya :
"Yang
membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan
manusia dari tanah". (QS. As Sajdah (32) : 7)
"Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang
berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk". (QS. Al Hijr (15) : 26)
Disamping itu Allah juga menjelaskan
secara rinci tentang penciptaan manusia pertama itu dalam surat Al Hijr ayat 28 dan 29 .
Di dalam sebuah Hadits
Rasulullah saw bersabda : "Sesungguhnya
manusia itu berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan) dari tanah". (HR. Bukhari).
2.
Proses Kejadian Manusia Kedua (Siti Hawa)
Pada dasarnya segala
sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu dalam keadaan
berpasang-pasangan. Demikian halnya dengan manusia, Allah berkehendak
menciptakan lawan jenisnya untuk dijadikan kawan hidup (isteri). Hal ini
dijelaskan oleh Allah dalam salah satu firman-Nya : "Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan
semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun
dari apa yang tidak mereka ketahui" (QS. Yaasiin (36) : 36).
Adapun proses kejadian
manusia kedua ini oleh Allah dijelaskan di dalam surat An Nisaa’ ayat 1 yaitu :
"Hai sekalian manusia, bertaqwalah
kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya
Allah menciptakan isterinya, dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan
laki-laki dan perempuan yang sangat banyak..." (QS. An Nisaa’ (4) : 1)
Apabila kita amati
proses kejadian manusia kedua ini, maka secara tak langsung hubungan manusia
laki-laki dan perempuan melalui perkawinan adalah usaha untuk menyatukan kembali
tulang rusuk yang telah dipisahkan dari tempat semula dalam bentuk yang lain.
Dengan perkawinan itu maka akan lahirlah keturunan yang akan meneruskan
generasinya.
3.
Proses Kejadian Manusia Ketiga (semua keturunan Adam dan Hawa)
Proses kejadian
manusia ketiga adalah kejadian semua keturunan Adam dan Hawa kecuali Nabi Isa
a.s. Dalam proses ini disamping dapat ditinjau menurut Al Qur’an dan Al Hadits
dapat pula ditinjau secara medis. Di
dalam Al Qur’an, proses kejadian manusia secara biologis dejelaskan secara
terperinci melalui firman-Nya : "Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati (berasal)
dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah,
lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu
Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
daging. Kamudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha
Sucilah Allah , Pencipta Yang Paling Baik." (QS. Al Mu’minuun (23) : 12-14).
Kemudian dalam salah satu hadits
Rasulullah SAW bersabda : "Telah
bersabda Rasulullah SAW dan dialah yang benar dan dibenarkan. Sesungguhnya
seorang diantara kamu dikumpulkannya pembentukannya (kejadiannya) dalam rahim
ibunya (embrio) selama empat puluh hari. Kemudian selama itu pula (empat puluh
hari) dijadikan segumpal darah. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari)
dijadikan sepotong daging. Kemudian diutuslah beberapa malaikat untuk meniupkan
ruh kepadanya (untuk menuliskan/menetapkan) empat kalimat (macam) : rezekinya,
ajal (umurnya), amalnya, dan buruk baik (nasibnya)." (HR. Bukhari-Muslim)
Ungkapan ilmiah dari
Al Qur’an dan Hadits 15 abad silam telah menjadi bahan penelitian bagi para
ahli biologi untuk memperdalam ilmu tentang organ-organ jasad manusia.
Selanjutnya yang dimaksud di dalam Al Qur’an dengan "saripati berasal dari tanah" sebagai substansi dasar
kehidupan manusia adalah protein, sari-sari makanan yang kita makan yang semua
berasal dan hidup dari tanah. Yang kemudian melalui proses metabolisme yang ada
di dalam tubuh diantaranya menghasilkan hormon (sperma), kemudian hasil dari
pernikahan (hubungan seksual), maka terjadilah pembauran antara sperma (lelaki)
dan ovum (sel telur wanita) di dalam rahim. Kemudian berproses hingga
mewujudkan bentuk manusia yang sempurna (seperti dijelaskan dalam ayat diatas).
Para ahli dari barat
baru menemukan masalah pertumbuhan embrio secara bertahap pada tahun 1940 dan
baru dibuktikan pada tahun 1955, tetapi dalam Al Qur’an dan Hadits yang
diturunkan 15 abad lalu hal ini sudah tercantum. Ini sangat mengagumkan bagi
salah seorang embriolog terkemuka dari Amerika yaitu Prof. Dr. Keith Moore,
beliau mengatakan : "Saya takjub
pada ketepatan ilmiyah pernyataan Al Qur’an yang diturunkan pada abad ke-7 M
itu". Selain itu beliau juga mengatakan, "Dari ungkapan Al Qur’an dan hadits banyak mengilhami para
scientist (ilmuwan) sekarang untuk mengetahui perkembangan hidup manusia yang
diawali dengan sel tunggal (zygote) yang terbentuk ketika ovum (sel kelamin
betina) dibuahi oleh sperma (sel kelamin jantan). Kesemuanya itu belum
diketahui oleh Spalanzani sampai dengan eksperimennya pada abad ke-18, demikian
pula idea tentang perkembangan yang dihasilkan dari perencanaan genetik dari
kromosom zygote belum ditemukan sampai akhir abad ke-19. Tetapi jauh sebelumnya
Al Qur’an telah menegaskan dari nutfah Dia (Allah) menciptakannya dan kemudian
(hadits menjelaskan bahwa Allah) menentukan sifat-sifat dan nasibnya."
Sebagai bukti yang konkrit di dalam penelitian ilmu genetika (janin) bahwa
selama embriyo berada di dalam kandungan ada tiga selubung yang menutupinya
yaitu dinding abdomen (perut) ibu,
dinding uterus (rahim), dan lapisan tipis amichirionic (kegelapan di dalam
perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang
menutup/membungkus anak dalam rahim). Hal ini ternyata sangat cocok dengan
apa yang dijelaskan oleh Allah di dalam Al Qur’an :
"...Dia
menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan
(kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang
menutup anak dalam rahim)..." (QS. Az Zumar (39) : 6).
B.
Potensi Manusia dan Kelebihannya
Berikut ini adalah
beberapa potensi manusia menurut agama Islam yang diberikan oleh Allah SWT.
1.
Potensi Akal
Manusia memiliki potensi akal yang dapat
menyusun konsep-konsep, mencipta, mengembangkan, dan menemukan gagasan Dengan
potensi ini, manusia dapat melaksanakan tugas-tugasnya sebagai pemimpin di muka
bumi. Namun, faktor subjektivitas manusia dapat mengarahkan manusia pada
kesalahan dan kebenaran.
2.
Potensi Ruh
Manusia memiliki ruh. Banyak pendapat para
ahli tentang ruh. Ada yang lain memahami bahwa ruh pada manusia adalah nyawa.
Sementara sebagian yang lain memahami ruh pada manusia sebagai dukungan dan
peneguhan kekuatan batin. Soal ruh ini memang bukan urusan manusia karena
manusia memiliki sedikit ilmu pengetahuan. Biarlah urusan ruh menjadi urusan
Tuhan. Allah SWT berfirman:
Katakanlah,
“Ruh adalah urusan Tuhan-Ku, kamu tidak diberi ilmu kecuali sedikit.” (QS. Al-Isra: 85)
3.
Potensi Qalbu
Qalbu di sini tidak dimaknai sekadar ‘hati’ yang ada pada manusia. Qalbu lebih mengarah pada aktivitas rasa
yang bolak-balik. Sesekali senang, sesekali susah. kadang setuju, dan kadang
menolak.
Qalbu berhubungan dengan keimanan.
Qalbu merupakan wadah dari rasa takut, cinta, kasih sayang, dan keimanan.
Karena qalbu ibarat sebuah wadah, ia
berpotensi menjadi kotor atau tetap bersih.
4.
Potensi Fitrah
Manusia pada saat lahir memiliki potensi
fitrah. Fitrah tidak dimaknai melulu sebagai sesuatu yang suci. Fitrah di sini
adalah bawaan sejak lahir. Fitrah manusia sejak lahir adalah membawa agama yang
lurus. Namun, kondisi fitrah ini berpotensi tercampur dengan yang lain dalam
proses perkembangannya.
5.
Potensi Nafs
Dalam bahasa Indonesia, nafs diserap menjadi nafsu yang berarti
’dorongan kuat untuk berbuat kurang baik’. Sementara nafs yang ada pada manusia tidak hanya dorongan berbuat buruk,
tetapi berpotensi berbuat baik. Dengan kata lain, nafs ini berpotensi positif dan negatif.
http://www.anneahira.com
C.
Ragam Orientasi Hidup Manusia
Orientasi dunia dan akhirat manusia terbagi menjadi tiga
kelompok besar:
·
Pertama, kelompok yang menganggap bahwa hidup
ini hanya satu kali. Oleh karena itu mereka beranggapan bahwa hidup ini harus
dinikmati sepuas-puasnya. Mereka tidak meyakini ada kehidupan sesudah mati.
Bila nyawa sudah tak lagi berada di raga, maka berakhirlah dan tak ada
kelanjutannya. Demikian yang termaktub dalam Al Qur’an, Surat Al Jatsiyah : 24.
·
Kedua, kelompok yang memburu dunia dengan
meninggalkan akhirat, padahal mereka tahu ada kehidupan setelah mati. Akhirnya
yang didapat hanyalah kesia-siaan. Sebab dunia tidak berlaku abadi, pada
akhirnya semua akan musnah. Dunia yang dikejar tak dapat, akhirat yang
ditinggalkan pun hilang begitu saja. Mereka tak memperoleh apa-apa.
o
Ketiga, kelompok yang menjadikan dunia sebagai
sawah ladang untuk bercocok tanam dan hasilnya akan dinikmati di akhirat nanti.
Mereka beranggapan bahwa dunia hanyalah sebagai tempat persinggahan. Segalanya
akan kembali dan abadi di alam akhirat (QS.
Al An’am : 32). Oleh karena itu hidup di dunia tidak boleh disia-siakan.
Untuk menikmati hasil di akhirat harus melalui dunia sebagai sawah ladangnya.
D.
Tujuan dan Fungsi Penciptaan Manusia menurut Al-Qur’an
1.
Manusia diciptakan Allah bukan
secara main-main,
“Maka apakah kamu mengira bahwa Kami menciptakan kamu main-main (tanpa
ada maksud) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” [Al-Mu’minun: 115]
2.
Untuk mengemban amanah atau tugas
keagamaan
“Sesungguhnya Kami telah
menawarkan amanah kepada langit, bumi, dan gunung-gunung; tetapi semuanya
enggan untuk memikul amanat itu, dan mereka khawatir tidak dapat
melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh,
manusia itu sangat dzalim dan sangat bodoh.” [Al-Ahzab:
72]
3.
Untuk Mengabdi atau Beribadah
“Aku
tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepadaKu”.
[Adz-Dzariyat: 56]
4.
Untuk menjadi Khalifah
Dari
segi bahasa, khalifah bermaksud pengganti. Ia menjelaskan bahawa Allah
mengamanahkan manusia sebagai ‘pengganti’ untuk mentadbir bumi dengan merujuk
kepada manual dan panduan daripadaNya. Mengingat kejadian yang diabadikan dalam
Al-Qur’an, ketika Allah Swt berdialog dengan malaikat soal rencana menciptakan
khalifah di bumi.
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para
Malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah
Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana,
sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan mensucikan nama-mu?” Dia berfirman,
“Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
[Al-Baqarah: 30]
Dan Allah menjadikan kita
(manusia) di muka bumi, yang dibedakan derajat satu dengan yang lain, untuk
menguji manusia.
“Dan Dialah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di bumi, dan Dia
mengangkat derajat sebagian kamu diatas yang lain, untuk mengujimu atas
(karunia) yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat member
hukuman, dan sungguh, Dia Maha pengampun, Maha penyayang .” [Al-An-‘Am: 165]
“Setiap dari kamu merupakan pemimpin dan
setiap dari kamu akan ditanya mengenai apa yang kamu pimpin.” (hadis
riwayat Bukhari no. 893 dan Muslim no. 1829).
5.
Untuk menjadi da’i
“Kamu
(umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu)
menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman
kepada Allah. Sekiranya Ahli kitab beriman, tentu itu lebih baik bagi mereka.
Diantara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan diantara mereka adalah
orang-orang fasik.” [Ali Imran: 110]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
·
Manusia diciptakan oleh Allah
berasal dari tanah sebagaimana yang telah dilampirkan dalam Al-Qur`an dan
manusia sesuai dengan hakikatnya menurut islam adalah sebagai khalifah (pengelola
atau penjaga bumi), serta manusia juga merupakan penerus ajaran agama yang
telah turun temurun dilaksanakan oleh para ulama sebelum kita.
Asal usul manusia menurut Al Qur’an
yaitu berasal dari saripati tanah yang berasal dari lumpur hitam dan
diberi bentuk. Dan dalam penciptaannya
terdapat tiga proses bagaimana manusia diciptakan di muka bumi ini. Dan
semua itu telah di jelaskan di dalam Al-Qur’an dalam Surat Al-Mu’minuun :
12-14.
"Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati (berasal)
dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah,
lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu
Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
daging. Kamudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha
Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik."
·
Beberapa potensi manusia menurut
agama Islam yang diberikan oleh Allah SWT yaitu potensi akal, potensi ruh,
potensi qalbu, potensi fitrah, dan
potensi nafs.
·
Orientasi dunia dan akhirat
manusia terbagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu kelompok yang menganggap
bahwa hidup ini hanya satu kali, kelompok yang memburu dunia dengan
meninggalkan akhirat, dan kelompok yang beranggapan bahwa dunia hanyalah
sebagai tempat persinggahan sehingga mereka menjadikan dunia sebagai sawah
ladang untuk bercocok tanam dan hasilnya akan dinikmati di akhirat nanti.
·
Berikut adalah tujuan penciptaan
manusia menurut Al-Qur’an:
1.
Manusia diciptakan Allah bukan
secara main-main [QS. Al-Mu’minun: 115]
2.
Untuk mengemban amanah atau tugas
keagamaan. [QS. Al-Ahzab; 72]
3.
Untuk Mengabdi atau Beribadah. [QS.
Adz-Dzariyat: 56]
4.
Untuk Mengabdi atau Beribadah. [QS.
Adz-Dzariyat: 56]
5.
Untuk menjadi Khalifah. [QS. Al-Baqarah:
30]
DAFTAR PUSTAKA
http://halamanputih.wordpress.com/tag/orientasi-hidup-manusia/
(diakses 3 Maret 2013)
http://panjisemarang.blogspot.com/2012/12/teori-evolusi-manusia-menurut-alquran.html
(diakses 4 Maret 2013)
http://dakwah-2012.blogspot.com/2011/12/sifat-dan-potensi-manusia-menurut-al.html
(diakses tanggal 4 Maret 2013)
http://fahiroh-sukma.blogspot.com/2012/03/tujuan-penciptaan-manusia.html
(diakses tanggal 3 Maret 2013)
http://ridhwanibnuluqman.wordpress.com
(diakses 5 Maret 2013)
makasih kak. ijin copas ya
ReplyDelete