Pages

Saturday, November 1, 2014

Syarat-Syarat dan Teknik Pengembangan Paragraf



MAKALAH
SYARAT-SYARAT DAN TEKNIK PENGEMBANGAN PARAGRAF
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu: Andriyanto, M. Pd.






Disusun oleh:
Vebrian Noviasari (201210370311299)
Gusty Adhitya Yudha Pratama (201210370311302)
Aidil Fajar Zulfahri (201210370311299)




JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013

 KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang mana telah melimpahkan rahmatnya sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan baik dan semampunya.
Adapun judul makalah ini adalah ”Syarat-syarat dan Teknik Pengembangan Pargraf”. Makalah ini disusun berdasarkan data dan informasi yang bersumber dari beberapa referensi.
Dalam penulisan serta penyusunan makalah ini, penulis juga menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan baik dari segi penyusunan, pengetikan kata-kata, serta kekeliruan dalam melampirkan kalimat-kalimat logis maupun tidak logis untuk dibaca semua pihak. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya dan bagi semua pihak pada umumnya, semoga ridho Allah menyertai kita semua. Amin ya Rabbal ‘Alamin.

      Malang, November 2013


                                                                                                                 Penulis




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................      i
DAFTAR ISI .....................................................................................................      ii
BAB I     PENDAHULUAN
A.     Latar belakang ...............................................................................      1
B.      Rumusan Masalah  ........................................................................      2
C.      Tujuan ...........................................................................................      2
D.     Landasan Teori ..............................................................................      2
BAB II   PEMBAHASAN………………………………………………………...      4
BAB III  PENUTUP                                                                                   
A.     Kesimpulan ...................................................................................      8
B.     Rumusan Masalah  ........................................................................      9
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................   10



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Untuk dapat menulis dengan baik, diperlukan juga penerapan paragraf yang baik agar tercipta kesatuan gagasan. Paragraf yang baik akan membantu pembaca untuk lebih cepat memahami tulisan dan membantunya untuk lebih mudah dalam memahaminya. Untuk itu, perlu dipahami hal-hal yang berkaitan dengan pengertian paragraf, ciri-ciri sebuah paragraf, syarat-syarat dalam penyusunan paragraf, macam-macam paragraf, dan teknik pengembangan paragraf..

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan oleh pemakalah, maka dapat dikemukakan rumusan masalah yang dibahas sebagai berikut:
1)      Apa yang dimaksud dengan paragraf?
2)      Apa ciri-ciri sebuah paragraf?
3)      Apa syarat-syarat penyusunan paragraf?
4)      Apa macam-macam paragraf?
5)      Bagaimana teknik pengembangan paragraf?

C.    Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuannya adalah sebagai berikut:
1)      Mengetahui apa yang dimaksud dengan paragraf.
2)      Mengetahui ciri-ciri sebuah paragraf.
3)      Mengetahui syarat-syarat penyusunan sebuah paragraf.
4)      Mengetahui macam-macam paragraf.
5)      Mengetahui bagaimana teknik pengembangan paragraf.

D.    Manfaat
Makalah ini diharapkan mampu memberikan kajian tentang apa yang dimaksud dengan paragraf, ciri-ciri paragraf, syarat-syarat penyusunan paragraf, macam-macam paragraf, dan cara mengembangkan paragraf.
BAB II
PEMBAHASAN

a.      Pengertian Paragraf
Kata paragraf diserap dalam bahasa Indonesia dari bahasa Inggris paragraph, sedangkan alinea diserap dari bahasa Belanda dengan ejaan yang sama. Kata alenia bahasa Belanda itu sendiri berasal dari bahasa latin a lenia yang berarti ‘mulai dari baris baru’. Sedangkan bahasa Inggris paragraph berasal dari bahasa Yunani, para yang berarti ‘sebelum’ dan grafein yang berarti ‘menulis; menggores’.
Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf juga dikenal dengan nama lain alinea.
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik. Paragraf merupakan perpaduan kalimat-kalimat yang memperlihatkan kesatuan pikiran atau kalimat-kalimat yang berkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut. Sebuah paragraf mungkin terdiri atas sebuah kalimat, mungkin terdiri atas dua buah kalimat, mungkin juga lebih dari dua buah kalimat. Bahkan sering kita temukan sebuah paragraf yang terdiri atas lebih dari lima buah kalimat. Meskipun paragraf terdiri atas beberapa kalimat, tidak satu pun dari kalimat-kalimat itu yang membicarakan soal lain. Seluruh paragraf memperbincangkan satu masalah atau sekurang-kurangnya bertalian erat dengan masalah itu (Arifin 1988:125). Jadi, paragraf adalah bagian-bagian karangan yang terdiri atas kalimat-kalimat yang berhubungan secara utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran.

b.      Ciri-ciri Paragraf
a)      Kalimat pertama bertakuk (block style) ke dalam lima ketukan spasi untuk jenis karangan biasa, misalnya surat, dan delapan ketukan untuk jenis karangan ilmiah formal, misalnya: makalah, skripsi, desertasi, dll. Karangan berbentuk lurus dan tidak bertakuk  ditandai dengan jarak spasi merenggang, satu spasi lebih banyak daripada antar baris lainnya
b)      Paragraf menggunakan pikiran utama (gagasan utama) yang dinyatakan dalam kalimat topik
c)      Setiap paragraf menggunakan sebuah kalimat topik dan selebihnya merupakan kalimat pengembang yang berfungsi menjelaskan, menguraikan, atau menerangkan pikiran utama yang ada dalam kalimat topik
d)     Paragraf menggunakan pikiran penjelas (gagasan penjelas) yang dinyatakan dalam kalimat penjelas. Kalimat ini berisi detail-detail kalimat topik. Paragraf bukan kumpulan kalimat-kalimat topik. Paragraf hanya berdiri satu kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas. Setiap kalimat penjelas berisi detail yang sangat spesifik, dan tidak mengulang pikiran penjelas lainnya.

c.       Syarat-syarat Paragraf
Dalam menyusun paragraf, kita perlu memperhatikan hal-hal berikut:
a.       Ketepatan Pemilihan Kata
Pemilihan kata harus sesuai dengan situasi dan kondisi pemakaiannya. Misalnya pada pemakaian kata dia, tidak tepat digunakan untuk orang yang usianya lebih tua. Kata yang tepat adalah kata beliau. Demikian pula dengan menonton, kata ini tidak tepat dalam paragraf yang menyatakan maksud melihat orang sakit. Dalam hal ini kata yang harus digunakan adalah mengunjungi, menjenguk, atau menengok. Untuk itulah diperlukan penguasaan perbendaharaan kata, terutama kata-kata yang bersinonim. Dengan banyaknya menguasai kata bersinonim mudahlah bagi kita dalam menggunakan kata-kata yang tepat.
b.      Kesatuan
Tiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi paragraf adalah mengembangkan gagasan pokok atau topik tersebut. Oleh karena itu, dalam pengembangannya tidak boleh ada unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik atau gagasan tersebut. Alinea dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam alinea itu tidak telepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik.
c.       Koherensi (Kepaduan)
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf ialah koherensi atau kepaduan, yakni adanya hubungan yang harmonis, yang memperlihatkan kesatuan kebersamaan antara satu kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam sebuah paragraf. Alinea yang memiliki koherensi akan sangat memudahkan pembaca mengikuti alur pembahasan yang disuguhkan. Ketiadaan kepaduan dalam sebuah alinea akan menyulitkan pembaca untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya. Dalam koherensi, termasuk pula keteraturan (sistematika) urutan gagasan. Gagasan dituturkan pula secara teratur dari satu detail ke detail berikutnya, dari satu fakta ke fakta selanjutnya, dari satu soal ke soal yang lain, sehingga pembaca dapat dengan mudah mengikuti uraian yang disajikan dengan seksama. Untuk menyatakan kepaduan atau koherensi dari sebuah alinea, ada bentuk lain yang sering digunakan yaitu penggunaan kata atau frasa (kelompok kata) dalam bermacam-macam hubungan.

d.      Macam-Macam Paragraf
·         Berdasarkan letak kalimat utama :
1.      Paragraf Deduktif
Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas.
2.      Paragraf Induktif
Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat topik.
3.      Paragraf Campuran

Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik. Kalimat topik yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf.
·         Berdasarkan Tujuannya :
1.      Paragraf Narasi (Menceritakan)
Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian yang di dalamya terdapat alur cerita, setting, tokoh dan konflik tetapi tidak memiliki kalimat utama.
Ciri-cirinya: ada kejadian, ada pelaku, dan ada waktu kejadian.
Contoh paragraf narasi:
Jam istirahat. Fani tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening, tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali, seakan di ruang perpustakaan hanya ada dia.
2.      Paragraf Deskripsi (Menggambarkan)
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan suatu objek sehingga pembaca seakan bisa melihat, mendengar, atau merasa objek yang digambarkan itu. Objek yang dideskripsikan dapat berupa orang, benda, atau tempat.
Ciri-cirinya: ada objek yang digambarkan atau menggunakan panca indera.
Contoh paragraf deskripsi:
Perempuan itu tinggi semampai. Jilbab warna ungu yang menutupi kepalanya membuat kulit wajanya yang kuning nampak semakin cantik. Matanya bulat bersinar disertai bulu mata yang tebal. Hidungnya mancung sekali mirip dengan para wanita palestina.
3.      Paragraf Persuasi ( Mengajak )
Paragraf persuasi adalah paragraf yang mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca agar melakukan sesuatu.
Ciri-cirinya: ada bujukan atau ajakan untuk berbuat sesuatu.
Contoh paragraf persuasi:
Susu sangat baik untuk kesehatan kita. Susu mengandung banyak kalsium yang sangat berguna untuk pertumbuhan tulang kita. Selain itu, susu juga memiliki banyak protein yang bisa membantu meningkatkan kecerdasan otak kita. Oleh karena itu, marilah kita perbanyak meminum susu.
4.      Paragraf Argumentasi (Pendapat)
Paragraf argumentasi adalah sebuah paragraf yang menjelaskan pendapat dengan berbagai keterangan dan alasan. Hal ini dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca.
Ciri-cirinya: ada pendapat dan ada alasannya.
Contoh paragraf argumentasi:
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anak-anak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
5.      Paragraf Eksposisi (Menjelaskan)
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang berisi ide, pendapat, buah pikiran, informasi, atau pengetahuan yang ditulis dengan tujuan untuk memperluas wawasan pembaca.
Ciri-cirinya: biasanya terdapat kata “adalah” dan merupakan informasi.
Contoh paragraf eksposisi :

Ciplukan adalah tumbuhan semak yang biasa tumbuh di tanah-tanah kosong yang tidak terlalu becek dan hanya bisa ditemukan saat musim penghujan. Tumbuhan ini biasanya mempunyai tinggi antara 30-50 cm, batangnya berwarna hijau kekuningan, buahnya berbentuk bulat dan berwarna kuning. Selain mempunyai rasa yang manis, ternyata buah ciplukan menyimpan beberapa khasiat penting untuk menyembuhkan beberapa penyakit.
·         Berdasarkan Pola Pengembangannya :
1)      Pola umum-khusus
Pola ini diawali dengan pernyataan yang sifatnya umum dengan ditandai kata banyak, umumnya kemudian dijelaskan dengan rincian - rincian.
2)      Pola khusus-umum
Pola ini merupakan kebalikan dari pola umum-khusus yaitu diawali dengan rincian - rincian dan diakhiri pernyataan yang bersifat umum.
3)      Pola definisi luas
Pola ini digunakan sebagai usaha penulis untuk memberkan keterangan atau arti terhadap sebuah kata atau suatu hal.
4)      Pola proses
Pola ini merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu atau perurutan dari suatu kejadian atau peristiwa.
5)      Pola sebab-akibat
Pola ini dilakukan dengan mencantumkan sebab-sebab suatu hal terjadi dan diikuti dengan akibat yang ditimbulkan oleh sebab-sebab tersebut.
6)      Pola ilustrasi
Pola ini dilakukan ketka ditemukan sebuah gagasan yang masih terlalu umum sehingga dibutuhkan ilustrasi-ilustrasi yang bersifat konkret.
7)      Pola pertentangan dan perbandingan
Pola pertentangan digunakan ketka kita membahas suatu persoalan dengan cara mengontraskan dengan masalah lain, sedangkan pola perbandingan digunakan ketika membahas dua hal atau objek berdasarkan persamaan dan perbedaan-perbedaannya.
8)      Pola analisis
Pola ini digunakan ketika menjelaskan suatu hal atau gagasan yang sifatnya umum ke dalam perincian-perincian yang logis dan analitis.
9)      Pola klasifikasi
Pola ini digunakan untuk mengelompokkan hal, peristiwa, atau benda yang dianggap memiliki kesamaan-kesamaan tertentu.
10)  Pola seleksi
Pola ini dilakukan dengan cara memilih perbagian dengan didasarkan atas fungsi, kondisi, atau bentuknya.
11)  Pola titik pandang
Pola ini dilakukan dengan cara melihat kedudukan pengarang dalam menceritakan atau melihat sesuatu.
12)  Pola dramatis
Pola ini dilakukan dengan cara penceritaan tidak langsung atau melalui dialog-dialog.
13)  Analogi
Pola ini dilakukan dengan membandingkan dua benda yang banyak kesamaan sifatnya.
14)  Generalisasi
Pola ini dilakukan dengan cara menarik sebuah kesimpulan umum dari beberapa data yang dimiliki.

e.       Teknik Pengembangan Paragraf
Teknik pengembangan paragraf secara garis besar ada dua macam, yakni sebagai berikut:
1.      Dengan menggunakan “ilustrasi”, yaitu apa yang ditulis pada kalimat topik dilukiskan dan digambarkan dengan kalimat-kalimat penjelas sehingga dapat tergambar dengan nyata dan pembaca menjadi lebih mudah mengerti dengan apa yang dimaksud oleh penulis.
2.      Dengan menggunakan “analisis”, yaitu apa yang dinyatakan pada kalimat topik dianalisis secara logis sehingga pernyataan tersebut bisa menjadi sesuatu yang meyakinkan.

Di dalam praktik, kedua teknik diatas dapat di rinci lagi menjadi beberapa cara yang lebih praktis, di antaranya yaitu:
1.      Pengembangan Paragraf dengan Memaparkan Hal-Hal Khusus
Kalimat utama ditulis pada awal paragraf, kemudian diikuti oleh kalimat-kalimat penjelas. Berikut ini contoh pengembangan paragraf dengan memaparkan hal-hal khusus:
(1) Semua isi alam ini ciptaan Tuhan. (2) Ciptaan Tuhan yang paling berkuasa di dunia ini adalah manusia. (3) Manusia diizinkan oleh Tuhan memanfaatkan isi alam ini sebaik-baiknya. (4) Akan tetapi, tidak diizinkan menyiksa, mengabaikan, dan menyia-nyiakan.
Paragraf seperti ini dinamakan paragraf deduktif. Paragraf-paragraf dalam karya ilmiah umumnya berbentuk deduktif, yaitu paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal. Pengembangan paragraf itu dapat didiagramkan sebagai berikut:
khusus (2)
umum (1)
khusus (3)
khusus (4)
Selain itu, paragraf dapat disusun dengan cara mengembangkan ide pokok secara khusus-umum. Berikut ini contoh pengembangan paragraf khusus-umum:
(1) Sudah beberapa kali Pancasila dirongrong bahkan hendak diubah dan dipecah-pecah. (2) Namun, setiap usaha yang hendak mengubah, merongrong, dan memecah-mecah itu ternyata gagal. (3) Betapa pun usaha itu dipersiapkan dengan cara yang teliti dan matang, semuanya dapat dihancurleburkan. (4) Bukti yang lalu meyakinkan kita bahwa Pancasila benar-benar sakti, tidak dapat diubah dan dipecah-pecah.
Paragraf seperti ini dinamakan paragraf induktif, yaitu pada awal paragraf dikemukakan hal-hal khusus kemudian dipaparkan hal umum yang merupakan pikiran pokok. Pengembangan paragraf seperti itu dapat didiagramkan sebagai berikut.
khusus (1)
khusus (2)
umum (4)
khusus (3)
2.      Pengembangan Paragraf dengan Memberikan Contoh-Contoh
Dalam jenis pengembangan ini, dikemukakan suatu pernyataan, kemudian disebutkan rincian-rincian berupa contoh-contoh kongkret. Berikut ini contoh pengembangan paragraf dengan memberikan contoh-contoh:
Perhatikan paragraf berikut:
Kegiatan KUD di desa-desa yang belum dewasa sering di campuri oleh tengkulak-tengkulak, seperti di Desa Kioro. Semua kegiatan KUD selalu di pantau oleh tengkulak-tengkulak. Kadang-kadang bukan memantau lagi namanya, tetapi langsung ikut serta menentukan harga gabah penduduk yang akan di jual ke koperasi. Tengkulak itulah yang mengatur pembagian uang yang ditangani oleh ketua koperasi,mengatur pembelian padi, dan sebagainya. Demikian pula halnya dalam menjual kembali ke masyarakat. Harga padi selalu ditentukan oleh tengkulak itu. Dari hasil penjualan ini tengkulak meminta upah yang cukup besar dari ketua koprasi.
Dalam mengunakan cara ini, penulis hendaknya pandai memilih contoh-contoh yang umum, contoh yang representatif, yang dapat mewakili keadaan yang sebenarnya, dan bukan contoh yang dicari-cari.
3.      Pengembangan Paragraf dengan Menampilkan Fakta-Fakta
Pengembangan paragraf dengan cara ini mula-mula dikemukakan pendapat umum yang menjadi pikiran pokok, kemudian kalimat-kalimat penjelas yang merupakan fakta-fakta yang meyakinkan pendapat tersebut. Berikut ini contoh pengembangan paragraf dengan cara tersebut:
Banyak ilmuwan Indonesia yang tidak dapat menggunakan paragraf secara efektif. Kagagalan ini terjadi karena tidak dipahaminya fungsi paragraf sebagai pemersatu kalimat-kalimat yang koheren serta berhubungan secara sebab dan akibat untuk menjelaskan suatu kesatuan gagasan atau tema. Oleh karena itu, sering dijumpai tulisan yang sukar dipahami sebab tidak jelas pemisahan bagian-bagiannya untuk menghasilkan argumen yang meyakinkan.
4.      Pengembangan Paragraf dengan Memberikan Alasan-Alasan
Dalam cara ini, apa yang dinyatakan oleh kalimat topik akan dianalisis berdasarkan logika, dan dibuktikan dengan uraian-uraian yang logis dengan menjelaskan sebab-sebab mengapa demikian.
Perhatikan paragraf berikut:
Membiasakan diri dengan berolahraga setiap pagi memiliki banyak manfaat bagi seorang pegawai. Olahraga itu sangat perlu untuk mengimbangi kegiatan duduk berjam-jam di depan layar monitor. Kalau tidak demikian, pegawai akan menderita beberapa penyakit karena tidak ada keseimbangan kerja otak dan kerja fisik. Jika seorang pegawai menderita sakit, berarti akan membuat pekerjaan kantor menjadi terbengkalai, dan hal tersebut berarti pula melumpuhkan kegiatan negara.
5.      Pengembangan Paragraf dengan Perbandingan
Dalam jenis pengembangan ini, dipaparkan semua persamaan dan perbedaan tentang dua atau lebih objek/ gagasan. Paragraf berikut merupakan paragraf yang dikembangkan dengan perbandingan:
Contoh a:
(1) Dalam kesusastraan Indonesia kita mengenal karya sastra yang disebut pantun dan syair. (2) Kedua cipta sastra itu berbentuk puisi dan tergolong hasil sastra lama. (3) Kedua puisi lama itu jumlah baris-barisnya sama, yaitu empat baris. (4) Baik pantun maupun syair seperti pada bentuk aslinya, tidak kita jumpai pada cipta sastra masa kini. (5) Kalau pun ada, biasanya hanya dalam nyanyian saja.
Pada pengembangan contoh a di atas dipaparkan perbandingan pantun dan syair dari segi persamaan-persamannya.

Contoh b:
(1) Pantun dan syair mempunyai beberapa perbedaan. (2) Perbedaannya terlihat jelas pada sajaknya. (3) Pantun bersajak silang (abab), sedangkan syair bersajak sama (aaaa). (4) Selain itu, dua baris pertama pada pantun hanya berupa sampiran, sedangkan isinya terletak pada baris ketiga dan keempat. (5) Pada syair yang tidak ada sampiran, keempat barisnya mengandung isi yang saling bertautan.
(2) Pada pengembangan contoh b di atas, dipaparkan perbandingan pantun dan syair dari segi perbedaan-perbedaannya.

Contoh c:
(1) Pantun dan syair mempunyai beberapa persamaan dan perbedaan. (2) Keduanya tergolong puisi lama yang terdiri atas empat baris. (3) Pada syair keempat barisnya merupakan isi, sedangkan pada pantun isinya terletak pada baris ketiga dan keempat. (5) Pantun berasal dari bumi Indonesia, sedangkan syair berasal dari sastra Arab.
Pada pengembangan contoh c di atas, perbandingan dipaparkan dengan persamaan kalimat (2), dan perbedaan-perbedaan kalimat (3), (4), dan (5).

Pengembangan dan perbandingan dapat disusun dengan dua cara, yaitu:
1.      Cara pertama, mula-mula dituliskan semua rincian tentang hal I, kemudian semua rincian tentang hal II. Jadi, rincian masing-masing disebutkan secara terpisah. Paragraf itu seolah-olah terbagi atas dua bagian, yaitu bagian I + rincian-rinciannya, dan bagian II + rincian-rinciannya juga.
2.      Cara kedua, rincian-rincian hal I itu dituliskan tidak terpisah, artinya selalu dalam satu kalimat, dan seterusnya. Lihat pengembangan contoh c, kalimat (3), (4), dan (5). Rincian-rincian yang disebutkan dalam cara kedua itu harus sejajar.
Dalam praktek mengarang lebih banyak digunakan cara yang kedua sebab persamaan dan perbedaan dua hal yang dibandingkan itu lebih mudah dipahami dan diingat. Maka dari itu, hendaklah menggunakan cara kedua.
6.      Pengembangan Paragraf dengan Campuran
Dalam jenis pengembangan ini, rincian-rincian terhadap kalimat utama terdiri atas campuran dari dua atau lebih cara pengembangan paragraf. Jadi, misalnya terdapat campuran umum-khusus dengan sebab akibat, sebab-akibat dengan perbandingan, contoh-contoh dengan perbandingan, dan sebagainya. Berikut salah satu contohnya:
(1) Bahasa tutur ialah bahasa yang dipakai dalam pergaulan sehari-hari, terutama dalam percakapan. (2) Pada umumnya bersahaja/sederhana dan singkat bentuknya. (3) Kata-kata yang digunakan tidak banyak macam dan jumlahnya. (4) Lagi pula hanya menggunakan kata-kata yang lazim dipakai sehari-hari. (5) Untuk itu, digunakan kata kata tutur, yaitu kata yang hanya boleh dipakai dalam bahasa tutur, misalnya bilang, bikin, sendirian, nggak, emang, dipikirin, dan sebagainya. (6) Sering pula kata-katanya dibentuk secara salah, misalnya dibikin betul(dibetulkan), belum lihat (belum melihat), merobah (mengubah), dan sebagainya. (7) Lafalnya pun sering menyimpang dari lafal yang umum, misalnya: dapet(dapat), malem (malam), ampat (empat), dipersilahkan (dipersilakan), dan sebagainya. (8) Bahkan sering juga menggunakan urutan kata yang menyimpang dari bahasa umum, misalnya ini hari, itu orang, lain hari, lain kali, dan sebagainya.
7.      Dengan Bercerita
Apabila mengembangkan paragraf dengan cara ini, biasanya pengarang mengungkapkan kembali peristiwa-peristiwa yang sedang atau sudah berlalu. Dengan paragraf tersebut, pengarang berusaha membuat lukisannya itu hidup kembali.
Perhatikan paragraf berikut :
Kota Wonosobo telah mereka lalui. Kini jalan lebih menanjak dan sempit berliku-liku. Bus meraung-raung ke dataran tinggi Dieng. Di samping kanan jurang menganga, tetapi pemandangan di kejauhan adalah hutan pinus menyelimuti punggung bukit bekas-bekas kawah yang memutih. Pemandangan itu melalaikan goncangan bus yang tak henti-hentiya berkelak-kelok. Sesekali atap rumah berderet kelihatan di kejauhan.






BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan makalah yang telah dipaparkan, pemakalah menarik kesimpulan secara garis besar bahwa
a.        

B.     Saran
Hasil makalah ini memaparkan tentang fluktuasi dollar terhadap rupiah yang berpengaruh terhadap technopreneur di Indonesia yang tentunya masih banyak ditemukan kekurangan sehingga sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu pemakalah berharap ada pemakalah-pemakalah selanjutnya yang akan menyempurnakan makalah ini pada masa yang akan datang.


DAFTAR PUSTAKA

http://www.diaryapipah.com/2011/10/jenis-paragraf-dan-pengembangannya.html
http://endutendut.blogspot.com/2012/03/pengembangan-paragraf.html
http://idaysurya.blogspot.com/2012/11/syarat-syarat-paragraf-tugas-7.html


No comments:

Post a Comment

Ditunggu comment dari kalian, gratis :)