Pages

Saturday, April 27, 2013

Alunan Mimpi



Ini apa? Aku masih belum mengerti dengan mimpiku semalam, dan ini sudah kali ketiga aku memimpikanmu. Sungguh, mimpi ini mengingatkanku akan tawa renyah yang dulu pernah kita gelakkan bersama. Mimpi ini seperti sebuah jawaban bahwa kau masih ada. Meski aku tahu, mungkin sudah tak ada celah untukku menebar riuh dan beradu riang dengan gelak tawamu (lagi). Kau beda, kau berubah. Kau bukan yang aku kenal seperti dulu.

Kita masih bersahabat kan? Ah mungkin kata-kata itu sudah tak pantas kuucapkan. Untuk apa kutanyakan jika hatiku sudah semakin gusar. Pertanyaan itu hanya akan membuat hatiku terasa perih, remukkan jiwaku yang perlahan merapuh mengingat namamu dikala kegundahan ini menghampiriku.

Mungkin aku bisa saja menepikan ingin, aku bisa saja seolah tak mendengar ketika namamu diucapkan mereka. Tapi sialnya, aku terlalu lemah, aku terlalu sukar untuk menyederhanakan sepi yang kian merintih. Rintihan-rintihan ini sudah semakin tak beraturan, sudah semakin kacau dengan irama yang juga semakin tak menentu. Sepi ini seperti membunuh. Sepi ini seperti sampaikan pesan. Dan sepi ini seperti ingin menggerogoti jiwa-jiwa yang rapuh.

Malam ini aku hanya ingin merangkai kata-kata menjadi kalimat yang bisa menenangkan jiwaku. Aku hanya ingin menuangkan rasa yang mungkin tak pernah tersampaikan lewat lisanku. Aku hanya ingin kau tahu, aku masih ada. Aku masih di sini.  

Kapan kau kembali menjadi seperti kau yang kerap merindukan celotehan yang mengalun indah dari bibir ini?
Kapan kau kembali menceritakan keanehan teman-teman barumu di sana?
Kapan kau datang  memaksaku untuk bangkit dan tidak berlarut-larut dalam kesedihan?

Hanya satu kata yang paling tepat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut: entahlah. Dan sekarang aku mengerti kenapa Tuhan mengirimkan ruhmu ke dalam mimpiku, karena itulah jawaban sebenarnya dari sepi yang akhir-akhir ini menggodaku.
 
Tuhan, keyakinanku selalu mengatakan bahwa Engkau Maha Adil. Dan aku tahu bahwa di setiap kesulitan yang Engkau selipkan selalu ada kemudahan. Engkau pasti punya rencana yang besar untuk aku dan sahabatku suatu hari nanti. Tuhan, doa yang kupanjatkan malam ini hanyalah supaya dia membaca kalimat demi kalimat yang telah kutuliskan untuknya.

No comments:

Post a Comment

Ditunggu comment dari kalian, gratis :)