Ini apa? Aku masih belum mengerti dengan mimpiku semalam, dan ini sudah
kali ketiga aku memimpikanmu. Sungguh, mimpi ini mengingatkanku akan tawa
renyah yang dulu pernah kita gelakkan bersama. Mimpi ini seperti sebuah jawaban
bahwa kau masih ada. Meski aku tahu, mungkin sudah tak ada celah untukku
menebar riuh dan beradu riang dengan gelak tawamu (lagi). Kau beda, kau
berubah. Kau bukan yang aku kenal seperti dulu.
Kita masih bersahabat kan? Ah
mungkin kata-kata itu sudah tak pantas kuucapkan. Untuk apa kutanyakan jika
hatiku sudah semakin gusar. Pertanyaan itu hanya akan membuat hatiku terasa
perih, remukkan jiwaku yang perlahan merapuh mengingat namamu dikala kegundahan
ini menghampiriku.
Mungkin aku bisa saja menepikan ingin, aku bisa saja seolah tak mendengar
ketika namamu diucapkan mereka. Tapi sialnya, aku terlalu lemah, aku terlalu
sukar untuk menyederhanakan sepi yang kian merintih. Rintihan-rintihan ini
sudah semakin tak beraturan, sudah semakin kacau dengan irama yang juga semakin
tak menentu. Sepi ini seperti membunuh. Sepi ini seperti sampaikan pesan. Dan
sepi ini seperti ingin menggerogoti jiwa-jiwa yang rapuh.
Malam ini aku hanya ingin merangkai kata-kata menjadi kalimat yang bisa
menenangkan jiwaku. Aku hanya ingin menuangkan rasa yang mungkin tak pernah
tersampaikan lewat lisanku. Aku hanya ingin kau tahu, aku masih ada. Aku masih
di sini.
Kapan kau kembali menjadi
seperti kau yang kerap merindukan celotehan yang mengalun indah dari bibir ini?
Kapan kau kembali menceritakan keanehan teman-teman barumu di sana?
Kapan kau
datang memaksaku untuk bangkit dan tidak
berlarut-larut dalam kesedihan?
Hanya satu kata yang paling tepat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut: entahlah. Dan sekarang aku mengerti kenapa Tuhan mengirimkan ruhmu ke dalam mimpiku, karena itulah jawaban sebenarnya dari sepi yang akhir-akhir ini menggodaku.
Tuhan, keyakinanku selalu mengatakan bahwa Engkau Maha Adil. Dan aku tahu
bahwa di setiap kesulitan yang Engkau selipkan selalu ada kemudahan. Engkau
pasti punya rencana yang besar untuk aku dan sahabatku suatu hari nanti. Tuhan, doa yang kupanjatkan malam ini hanyalah supaya dia membaca kalimat demi kalimat yang telah
kutuliskan untuknya.
No comments:
Post a Comment
Ditunggu comment dari kalian, gratis :)